BeritaIDN, PACITAN-Kamis (14/11/2024) pagi yang tenang di Sungai Lorok, Desa Tanjungpuro, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, tiba-tiba berubah duka.
Seorang pria lanjut usia berusia 77 tahun, Kartimin ditemukan tewas mengapung di sungai. Pria yang sehari-hari dikenal sebagai petani ulet ini diduga tenggelam setelah terpeleset saat mencari rumput di tepi sungai.
Penemuan jasad Kartimin terjadi sekitar pukul 07.30 WIB oleh Mohamad Rojab, seorang sopir truk pasir, yang sedang berada di tepi sungai untuk memulai pekerjaannya.
Tanpa diduga, perhatiannya tertuju pada sosok tak bergerak yang mengapung tengkurap di permukaan air. Merasa ada yang tidak biasa, Rojab segera melaporkan temuan tersebut kepada warga sekitar, yang kemudian meneruskan kabar duka ini ke Polsek Ngadirojo.
Kapolsek Ngadirojo, Iptu Makhmuddi, bersama timnya segera menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP), diikuti oleh tim Inafis dari Polres Pacitan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Lumpur yang menempel di hidungnya menunjukkan kemungkinan bahwa Kartimin, yang selama ini tinggal bersama menantunya, kehilangan keseimbangan, jatuh, dan tenggelam terbawa arus hingga 500 meter dari titik awal.
“Korban diduga terpeleset saat mencari rumput di tepi sungai, kemudian tenggelam dan terseret arus hingga ditemukan di lokasi ini,” terang Iptu Makhmuddi.
Keluarga Kartimin, yang diwakili oleh menantunya, Siswanto, menerima musibah ini dengan penuh keikhlasan, tanpa adanya tuntutan proses hukum lebih lanjut.
Mereka berharap kepergian Kartimin bisa menjadi pelajaran bagi warga sekitar, terutama dalam menjaga keamanan saat berada di dekat area sungai.
Sepasang pakaian yang dikenakan Kartimin—kaos abu-abu lengan panjang dan celana kain abu-abu—menjadi saksi bisu yang tersisa dari sosok yang mungkin tidak pernah menyangka hidupnya akan berakhir di tempat yang begitu akrab baginya.
Sungai Lorok yang mengalir tenang kini menyimpan rahasia terakhir seorang petani ulet sepanjang hidupnya berjuang demi keluarganya di Pacitan.