Ironi JLS Pacitan yang Kerap Memakan Korban

  • Bagikan
Polisi olah TKP pertigaan JLS Pacitan yang kerap memakan korban jiwa. (FOTO: Polres Pacitan)

BeritaIDN, PACITAN– Jalur Lintas Selatan (JLS) di Pacitan lagi-lagi menambah daftar panjang korban jiwa. Kali ini, seorang ibu rumah tangga bernama Sri Pujiatun, warga Dusun Plalangan, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, harus meregang nyawa. Peristiwa itu terjadi Kamis (27/12/2024) sekitar pukul 11.15 WIB, di sebuah pertigaan maut yang seperti punya riwayat kelam sendiri.

Saat itu, arus lalu lintas sedang ramai-ramainya. Mobil dan motor berlomba-lomba mengejar waktu. Tiba-tiba, suara benturan keras memecah suasana. Orang-orang sekitar sontak keluar rumah. Ada yang menerka, ada yang berbisik pelan, tapi nyali mereka tak cukup untuk mendekat.

Sri, perempuan yang sehari-harinya sibuk mengurus rumah tangga, mengendarai sepeda motor Honda Supra 125. Ia melaju dari arah barat, entah hendak kemana, mungkin pulang, mungkin berbelanja. Sementara itu, sebuah truk dump merah putih dengan nomor polisi H 8551 NM yang dikemudikan oleh seorang pria bernama Nowa Fiktora Marisdiana, berbelok ke kanan menuju selatan.

Baca juga :  Hujan Deras Guyur Pacitan, BPBD Imbau Warga Waspada Bencana Hidrometeorologi

Sri, yang melaju lurus, tak sempat menghindar. Entah salah siapa, tapi akhirnya jalan raya itu lagi-lagi menjadi saksi. Tubuh Sri terluka parah, terutama di bagian kepala. Ia sempat dilarikan ke RSUD Pacitan, namun nasib berkata lain.

“Korban mengalami luka serius di kepala dan dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan,” ujar Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Dwi Purwanto, yang tampaknya sudah terlalu sering mendengar kabar serupa.

Kejadian ini bukan pertama kali terjadi di JLS. Jalan nasional yang membelah Pacitan dengan gagah ini seolah punya dua wajah. Di satu sisi, ia mempermudah akses, membuka peluang ekonomi. Tapi di sisi lain, jalan ini sering berubah menjadi arena maut.

“Cuaca cerah, jalan beraspal bagus, marka lurus, tapi tetap saja celaka terjadi,” keluh seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Polisi telah melakukan langkah-langkah penanganan. Mereka menerima laporan, mendatangi tempat kejadian, menolong korban, mengamankan barang bukti, hingga mencatat saksi-saksi. Namun, sebagaimana biasa, nyawa yang melayang tak akan kembali.

Baca juga :  Marak Terjadi Tawuran, Polisi Panggil Sejumlah Kades di Pacitan

Pelajaran yang Tak Pernah Diingat
Setiap kecelakaan selalu menyisakan pelajaran, tapi jarang yang benar-benar belajar. Apakah pengendara terlalu ceroboh? Apakah jalan terlalu berbahaya? Atau mungkin, ini hanya soal waktu dan takdir?

AKP Dwi Purwanto mencoba memberi saran. “Kami imbau kepada pengendara untuk lebih berhati-hati, menjaga jarak, dan selalu mematuhi marka jalan,” tuturnya.

Epilog yang Sering Terulang
Sri Pujiatun kini tinggal nama. Sebuah keluarga di Dusun Plalangan akan merasakan lubang besar yang ditinggalkan kepergiannya. Sementara itu, JLS tetap berdiri megah, menunggu cerita tragis berikutnya.

Jadi, apakah kita akan terus menyalahkan jalan, cuaca, atau pengemudi? Atau ini sebenarnya kesalahan kita semua, yang tak pernah benar-benar belajar dari luka?

 

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *