Fenomena ‘Manusia Silver’ semakin marak di sejumlah lampu merah (traffic light) di Pacitan.
Kelompok yang kerap dikategorikan sebagai gelandangan dan pengemis (gepeng) ini beraksi saat lampu merah menyala, berharap belas kasih dari pengendara yang berhenti.
Aktivitas ini terkadang dianggap mengganggu dan meresahkan masyarakat.
Salah satu pengendara, Ahmad, warga Kecamatan Arjosari yang kerap melintasi kawasan tersebut, mengungkapkan pandangannya terkait fenomena manusia silver.
“Sebenarnya saya kasihan melihat mereka, apalagi ada yang melakukannya demi keluarga. Tapi jujur saja, terkadang keberadaan mereka di lampu merah cukup mengganggu, apalagi kalau mendekati kendaraan saat lampu merah. Saya berharap ada solusi dari pemerintah agar mereka bisa bekerja dengan lebih layak,” ujar Ahmad, kepada BeritaIDN, Minggu, 5 Januari 2025.
Seperti yang dilakoni Eri, seorang manusia silver yang biasa mangkal di Timur Perempatan Penceng, Pacitan.
Dengan tubuh yang dilumuri cat silver dan wadah di tangan, mereka meminta sedikit rezeki dari para pengguna jalan.
Eri mengungkapkan, dalam sehari dirinya mampu mengumpulkan ratusan ribu rupiah saban kali beraksi.
“Meskipun pekerjaan ini sederhana, penghasilan yang saya dapatkan cukup untuk menghidupi istri dan anak saya di kampung. Sehari bisa dapat sekitar Rp100 ribu,” kata Eri.
Tak ada paksaan bagi pengendara untuk memberikan uang. Eri yang beraksi bersama temannya, Kurnia hanya berharap orang-orang yang mereka temui dapat bersikap ikhlas.
“Kami tidak pernah memaksa orang untuk memberi. Kalau mereka ikhlas, kami bersyukur,” ujar Eri.

Ditanya soal cerita pilu, ayah anak satu asal Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul ini mengaku sering dikejar-kejar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) saat beraksi di jalanan.
Pun, Eri menyadari, pekerjaannya memang jauh dari kata mulia. Pun dirinya tak berharap orang lain mengikuti caranya untuk mencari sesuap nasi.
“Ya pasti, janganlah sampai ada lagi orang yang harus turun ke jalan seperti kami hanya demi mencari nafkah,” ujarnya.
Terakhir, Eri memohon, agar pemerintah lebih peduli dan menyediakan lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat agar tak bernasib serupa dengan dirinya.
“Semoga pemerintah dapat memberikan lapangan pekerjaan, agar masyarakat seperti kami bisa dapat pekerjaan yang lebih baik,” tandasnya. (*)