DKPP Pacitan Kelabakan Hadapi Wabah PMK

  • Bagikan
Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso saat berbicara soal penanganan PMK. (FOTO: Heri/BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITAN-Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan (DKPP Pacitan) kelabakan menghadapi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kian mengganas. Sebarannya saat ini pun kian meresahkan masyarakat peternak.

Terkini, 215 hewan ternak dinyatakan terkena PMK, dengan sebaran tertinggi di Kecamatan Kota.

“Dari total 215 kasus, sebaran PMK hampir merata di seluruh kecamatan. Namun, yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Kota. Hal ini karena tingginya lalu lintas pengangkutan hewan ternak,” ujar Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso, Selasa (7/1/2025).

Oleh karena itu, pihaknya melakukan berbagai langkah untuk menekan penyebaran PMK mulai dari sosialisasi hingga vaksinasi.

Menurut pejabat fungsional bidang peternakan drh. Mahendra, penggunaan disinfektan seperti Bayclin dan Wipol pada kandang hewan menjadi salah satu upaya yang disarankan.

“Penyebaran PMK bisa diminimalkan dengan penggunaan disinfektan pada kandang. Selain itu, pemberian vitamin buatan dan jamu herbal juga dapat membantu meningkatkan imunitas hewan,” jelas Mahendra.

Baca juga :  Berburu Berkah Relawan KSB Berikan Santunan Puluhan Anak Yatim-Piatu

Sebagai langkah pencegahan, aktivitas pasar hewan di Pacitan telah ditutup sementara. Namun, keputusan terkait impor ternak tetap berada di tangan pemerintah pusat.

“Proses impor itu kewenangannya dari pusat. Kami hanya dapat merekomendasikan kebijakan dan menjalankan arahan pemerintah pusat,” ungkap Mahendra.

Vaksinasi menjadi salah satu cara efektif yang dilakukan DKPP Pacitan untuk melindungi hewan ternak yang masih sehat.

Vaksinasi ini sudah memasuki dosis kedua, tetapi hanya diberikan kepada hewan yang memenuhi kriteria kesehatan tertentu.

“Vaksinasi dilakukan pada hewan sehat, mulai usia tiga bulan. Di Pacitan, vaksinasi telah mencapai dosis kedua,” kata Mahendra.

Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama. Kloter pertama vaksinasi telah menghabiskan dana yang ada, sehingga untuk tahap selanjutnya, DKPP menunggu alokasi anggaran dari pemerintah pusat.

“Stok vaksin di kami habis sejak Mei lalu. Masyarakat yang membutuhkan vaksinasi bisa membeli dari pihak swasta, dan kami akan membantu dalam proses injeksinya,” tambahnya.

Baca juga :  Cegah Siswa Terjerat Hukum, Bripka Latip Utomo Sosialisasi Taat Peraturan di SMP Hasyim Asy'Ari Pacitan

Dengan populasi ternak mencapai 59.000 ekor, kebutuhan vaksinasi di Pacitan memerlukan anggaran besar. Satu botol vaksin berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu.

Hal ini membuat anggaran dari APBD Pacitan tidak cukup untuk menutupi kebutuhan tersebut.

“Anggaran vaksinasi sangat besar. APBD kita tidak kuat karena jumlah ternak yang harus divaksin sangat banyak,” ujar Mahendra.

Meski wabah PMK menjadi momok, DKPP Pacitan menegaskan bahwa penyakit ini dapat disembuhkan. Masyarakat diminta untuk tidak panik dan segera melaporkan kasus yang ditemukan ke petugas kesehatan hewan terdekat.

“PMK ini bisa disembuhkan. Jangan panik, yang penting segera laporkan ke petugas kesehatan hewan jika menemukan gejala,” tutup Mahendra.

Meski kewalahan, diharapkan wabah PMK dapat segera terkendali dan sektor peternakan di Pacitan kembali normal

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *