Siklon Sean Picu Bencana Beruntun di Pacitan

  • Bagikan

BeritaIDN, PACITAN– Kabupaten Pacitan kembali dilanda bencana alam berupa longsor dan gelombang tinggi yang dipicu oleh hujan deras akibat pengaruh Siklon Sean di Samudra Hindia. Fenomena ini menimbulkan kerusakan fasilitas, mengganggu aktivitas masyarakat, dan menjadi tantangan besar bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan dalam menangani situasi darurat.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang terus terjadi sepanjang bulan Januari telah memicu longsor di berbagai titik.

“Hari ini bencana alam di Pacitan kebanyakan longsor. Itu dipengaruhi oleh Siklon Sean yang berada di Samudra Hindia di selatan Jawa,” ujar Radit saat ditemui, Senin (20/1/2025).

Selain hujan deras, Siklon Sean juga memicu gelombang tinggi yang mencapai 2,5 hingga 4 meter di perairan selatan Jawa Timur. Kondisi ini memaksa para nelayan untuk menghentikan aktivitas melaut demi keselamatan mereka.

Baca juga :  Bersinergi, Operasi Katarak Gratis Ringankan Beban Warga Pacitan

13 Titik Longsor, Nawangan Paling Parah

Menurut data BPBD, terdapat 13 titik longsor yang tersebar di sejumlah kecamatan:

Pacitan: 1 titik

Kebonagung: 2 titik

Nawangan: 8 titik

Bandar: 1 titik

Tegalombo: 1 titik

“Beberapa rumah, sumur, dan jalan terdampak akibat longsor. Hari ini, satu rumah di Desa Gembuk mengalami kerusakan cukup parah,” tambah Radit.

Dari berbagai wilayah yang terdampak, Nawangan dan Bandar menjadi kawasan dengan tingkat kerusakan paling tinggi dalam beberapa minggu terakhir.

BPBD Pacitan bergerak cepat dengan melakukan berbagai langkah antisipasi dan penanganan, seperti sosialisasi langsung kepada masyarakat serta penyebaran informasi melalui media sosial.

Selain itu, pos-pos tanggap darurat di kecamatan dan desa didirikan untuk memastikan distribusi logistik berjalan efektif.

Baca juga :  Terus Berbagi, Bripka Latip Beri Paket Sembako pada Mbah Mariyah

“Kami aktif selama 24 jam, terdiri dari personel lapangan dan tim media informasi. Bantuan logistik darurat sudah kami distribusikan ke kecamatan terdampak agar lebih cepat sampai ke masyarakat,” jelas Radit.

Meski berbagai upaya telah dilakukan, Radit mengakui bahwa tantangan terbesar adalah sifat bencana itu sendiri yang sulit diprediksi.

Namun, ia memastikan pihaknya berkomitmen untuk merespons setiap kejadian dengan cepat agar masyarakat merasa lebih tenang.

“Semuanya insyaallah sudah kami tangani untuk bantuan logistik darurat. Untuk perbaikan rumah dan fasilitas kita perlu koordinasi dgn OPD teknis,” pungkasnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *