BeritaIDN, PACITAN – Di depan Kantor Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, gerobak motor sederhana milik Sukemi selalu jadi perhatian. Pria asal Dusun Losari, Desa Tulakan ini sudah sembilan tahun berjualan pentol kuah di lokasi yang sama.
Setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, Sukemi melayani pembeli yang datang silih berganti. Dari pegawai kecamatan, pengunjung pasar, hingga anak-anak sekolah, semua antre menikmati pentol racikannya yang terkenal gurih dan pedas.
“Alhamdulillah, sehari bisa dapat satu juta. Kadang lebih, kadang kurang, tergantung ramai tidaknya,” ujar Sukemi, Sabtu (24/5/2025).
Bukan hanya soal rasa, Sukemi juga dikenal ramah dan sabar melayani pembeli. Dua hal itu pula yang jadi prinsip utama dalam usahanya.
“Kunci jualan saya itu sabar dan telaten,” katanya singkat.
Pentol kuah buatan Sukemi punya cita rasa khas. Kuahnya gurih, pentolnya kenyal, sambalnya mantap. Tak heran banyak pelanggan loyal, seperti Ardina, yang selalu mampir saat ke pasar Tulakan.
“Iya, enak banget pentol ini. Setiap ke pasar pasti beli. Rasanya cocok banget,” tutur Ardina.
Di tengah banyaknya makanan cepat saji, jajanan tradisional seperti milik Sukemi masih jadi pilihan. Ia tak hanya berjualan, tapi juga menjaga tradisi dan cita rasa lokal.
Sukemi adalah contoh nyata pelaku UMKM Pacitan yang bertahan di tengah arus zaman. Dengan modal sederhana dan prinsip kuat, ia mampu bertahan dan terus berkembang. (*)