BeritaIDN, LIMA PULUH KOTA – Nama Kelok 9 sudah lama dikenal sebagai salah satu ikon jalanan paling menawan di Sumatera Barat. Pemandangannya menyejukkan mata. Lengkungan jembatannya juga jadi latar foto favorit para pelintas.
Tapi, tunggu dulu. Bukan cuma panorama alamnya yang menggoda. Kawasan ini juga menyimpan surga jajanan khas Minang yang tak kalah menarik.
Para pelancong yang melintasi jalur penghubung Sumbar–Riau ini biasanya menyempatkan diri berhenti. Sekadar istirahat, sembari menyeruput segelas es cendol atau menikmati karupuak sanjai.

Ya, di pinggiran jalan berkelok yang terkenal ini, puluhan pedagang kaki lima menjajakan beragam kuliner tradisional. Mulai dari pisang kapik, lamang tapai, rendang lokan, hingga seafood bakar.
Sementara untuk pelepas dahaga, tersedia es tebak dan es cendol yang menyegarkan.
Salah satu pedagang yang konsisten berjualan di kawasan itu adalah Usnel. Ia sudah berdagang sejak 2015. Menurutnya, suasana dulu belum seramai sekarang.
“Saya mulai berjualan di sini sejak 2015. Dulu memang belum seramai sekarang,” ujarnya saat ditemui, Minggu (8/6/2025).
Namun, perjalanan Usnel tak selalu mulus. Tahun 2018 silam, ia sempat dilarang berjualan oleh pemerintah karena alasan penataan.
“Dulu pada tahun 2018 itu, kita pernah diusir karena dilarang berjualan di sini sama pemerintah,” kenangnya.
Beruntung, kondisi kini jauh membaik. Kawasan Kelok 9 kembali ramai. Tidak hanya dilalui, tapi juga dijadikan tempat istirahat dan wisata kuliner dadakan.
“Orang singgah di sini banyak. Bahkan sering macet karena banyak yang berhenti untuk istirahat sambil menikmati pemandangan dan jajanan,” tambahnya.
Fenomena ini dirasakan juga oleh para wisatawan. Seperti Umi, traveler asal Jambi. Ia baru pertama kali melintasi Kelok 9. Awalnya, niatnya cuma lewat. Tapi suasana indah dan deretan pedagang jajanan membuatnya betah.
“Ini pertama kalinya saya lewat Kelok 9. Tadinya cuma niat lewat saja, tapi lihat pemandangannya luar biasa indah. Apalagi ada banyak jajanan khas. Saya jadi betah berhenti lama,” ujar Umi, sambil menikmati segelas es cendol.
Memang, Kelok 9 tak hanya memanjakan mata. Tapi juga menggoyang lidah. Perpaduan antara pesona alam dan kenikmatan kuliner lokal menjadikannya magnet baru pariwisata Sumatera Barat.
Para pedagang berharap, geliat wisata di Kelok 9 mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Bukan hanya soal legalitas berdagang, tapi juga soal penataan kawasan agar tetap bersih, aman, dan nyaman.
“Harapannya ke depan, pemerintah tetap memperhatikan kami. Kalau bisa dibuatkan tempat yang lebih tertata tapi tetap memberi ruang buat kami jualan,” harap Usnel.
Kelok 9 kini bukan sekadar jalur penghubung antarprovinsi. Tapi sudah jadi ruang temu antara alam dan budaya kuliner Minangkabau. Jika Anda sedang melintasi jalur ini, jangan buru-buru lewat.
Berhentilah sejenak. Rasakan sensasi menyesap keindahan sambil menikmati cita rasa khas ranah Minang. (*)