BeritaIDN, PACITAN – Harga ikan layur di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tamperan, Pacitan, merangkak naik. Pedagang menyebut lonjakan harga ini dipicu stok yang terbatas karena sifatnya musiman.
Punatun, pedagang ikan asal Balong, menuturkan harga layur ukuran besar kini mencapai Rp30 ribu per kilogram, sementara ukuran kecil sekitar Rp25 ribu. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga normal.
“Harga segini termasuk mahal. Kadang ada, kadang tidak, karena ikan layur ini musiman. Kalau pas melimpah, harganya bisa turun. Tapi kalau sedikit ya otomatis mahal. Untuk saat ini ada, tapi besok belum tentu ada lagi,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).
Menurut Punatun, stok layur di Pacitan memang tidak bisa diprediksi seperti di wilayah Jawa Tengah atau Jawa Barat. “Di sini lautnya teluk, jadi hasil tangkapannya sulit diperkirakan,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Ida, pedagang asal Bubakan Kembang. Ia menyebut harga layur saat ini jelas di atas standar.
“Sekarang Rp30 ribu per kilogram, itu mahal. Normalnya sekitar Rp20 ribu, bahkan kalau musimnya banyak bisa turun sampai Rp15 ribu,” katanya.
Ida menegaskan pasokan ikan layur yang dijualnya langsung diperoleh dari nelayan. “Saat ini memang musim ikan, tapi jumlah layur yang naik belum banyak. Itu yang membuat harganya naik,” jelasnya.
Kenaikan harga ini tentu memberatkan pembeli, terutama ibu rumah tangga, yang harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan lauk khas laut Pacitan tersebut. (*)