RSUD Pacitan Genjot Kompetensi SDM Perawat Lewat Pelatihan BTLS

  • Bagikan
Sebanyak 25 perawat mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) bekerja sama dengan Smart Emergency. (Foto: BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITAN—RSUD dr Darsono Pacitan terus memperkuat kompetensi tenaga medisnya. Sebanyak 25 perawat mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) bekerja sama dengan Smart Emergency. Pelatihan ini digelar selama sepekan sejak Senin (12/10/2025), terdiri dari tiga hari teori secara daring dan tiga hari praktik lapangan.

Kepala Bagian TU RSUD dr Darsono, dr Johan Triputranto, mewakili Direktur dr Iman Darmawan, mengatakan pelatihan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kapasitas perawat sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan. “Harapannya, kompetensi dan kualifikasi perawat meningkat sehingga penanganan pasien lebih cepat, tepat, dan angka kematian atau kecacatan bisa ditekan,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).

BTCLS merupakan pelatihan keterampilan dasar bagi tenaga medis untuk menangani kegawatdaruratan trauma dan jantung, mencakup Bantuan Hidup Dasar (BHD), resusitasi jantung paru (RJP), manajemen jalan napas, dan imobilisasi cedera. Program ini penting mengingat beban kasus di RSUD Pacitan cukup tinggi.

Baca juga :  Bripka Latip Utomo Monitoring Penyerahan Bantuan Stunting di Kalikuning

“Setiap hari, Poli Jantung kami melayani 70–90 pasien. Untuk kasus trauma bedah ortopedi, rata-rata ada 4–5 kasus per hari,” terang Johan.

RSUD dr Darsono saat ini memiliki satu dokter spesialis jantung. Satu dokter lainnya sedang menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ke depan, satu lagi dokter akan disekolahkan. “Kami juga menyiapkan layanan kateterisasi jantung agar pasien tidak perlu dirujuk ke luar kota,” tambahnya.

Menurut Johan, pelatihan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari BTLS untuk trauma dasar, dilanjutkan Basic Cardiac Life Support, hingga Advanced Cardiac Life Support untuk penanganan lanjutan. “Semuanya dibiayai negara. Kami anggarkan untuk upgrading kompetensi semua nakes, mulai dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, hingga tenaga farmasi minimal setahun sekali,” katanya.

Selain pelatihan eksternal, RSUD juga menyiapkan in-house training agar ilmu tersebut dapat ditularkan ke perawat lainnya. Standar kompetensi perawat di RSUD Pacitan ditetapkan sesuai bidang tugas, seperti perawat ICU, IGD, ruang operasi, serta ruang anak dan perinatal.

Baca juga :  Cegah Kepanikan Peternak Terkait PMK, Bripka Latip Sosialisasi dan Pantau Langsung Hewan Ternak

“Dengan kompetensi yang jelas, perawat ditempatkan sesuai keahliannya. Penanganan pasien menjadi lebih optimal dan rujukan bisa ditekan. Layanan kesehatan di Pacitan harus naik kelas,” tegas Johan.

Sementara itu, Manajer Pelayanan Pasien RSUD dr Darsono Pacitan, Sunaryon, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. “Tuntutan pelayanan terus berkembang, sehingga SDM kami juga harus terus diperbarui kemampuannya,” ujarnya.

Peserta pelatihan dibagi dalam empat kelas, mencakup resusitasi cairan, airway (jalan napas), breathing (pernapasan), dan circulation (sirkulasi). “Targetnya, perawat kami terampil melakukan basic life support baik di lingkungan RS maupun di luar,” pungkas Sunaryon. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *