BeritaIDN, PACITAN–Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah. Tokoh pluralisme, demokrasi, dan pembela kaum lemah itu dinilai berjasa besar dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Sebagai bentuk rasa syukur atas penghargaan tersebut, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Pacitan) menggelar tasyakuran di Graha Gus Dur, Kamis (13/11/2025) malam. Acara berlangsung khidmat dan penuh kehangatan, dihadiri jajaran pengurus partai, anggota Fraksi PKB DPRD Pacitan, serta sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) setempat.
Sekretaris DPC PKB Pacitan, Nur Arifin Hamid, menyebut kegiatan ini sebagai wujud kebanggaan sekaligus ungkapan syukur atas pengakuan negara terhadap jasa besar Gus Dur.
“Gus Dur bukan hanya tokoh bangsa, tapi juga ruh perjuangan PKB. Beliau menanamkan nilai pluralisme, keadilan sosial, dan keberanian moral membela kebenaran. Kami sebagai kader PKB harus terus meneladani semangat dan pemikiran beliau,” ujarnya.

Arifin menegaskan, perjalanan PKB tidak bisa dipisahkan dari Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, NU menjadi sumber nilai dan semangat perjuangan partai yang lahir dari rahim para ulama.
“PKB lahir dari NU dengan misi meneruskan perjuangan para kiai dan pejuang bangsa, termasuk KH Abdurrahman Wahid. Memperjuangkan rakyat adalah bagian dari meneruskan perjuangan para pahlawan,” katanya.
Ia juga menyinggung pentingnya politik yang berpijak pada ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut Arifin, politik bukan sekadar soal kekuasaan, tapi jalan ibadah untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat.
“Rasulullah SAW mengajarkan bahwa perjuangan harus didasari keikhlasan dan kasih sayang. PKB harus menjadi partai yang membawa rahmat bagi masyarakat, memperjuangkan keadilan tanpa membeda-bedakan,” tegasnya.
Arifin menambahkan, NU tetap memerlukan saluran politik untuk memastikan kebijakan negara berpihak kepada umat. “NU tidak mungkin bisa memperjuangkan kebijakan politik tanpa partai politik,” tandasnya.
Gelar Pahlawan Nasional bagi Gus Dur, lanjutnya, menjadi penegasan atas peran besar beliau sebagai tokoh lintas zaman. Tak hanya dikenal sebagai ulama dan intelektual, Gus Dur juga dikenang sebagai simbol toleransi, pluralisme, dan kemanusiaan.
“Bagi PKB, Gus Dur bukan sekadar sejarah, tetapi inspirasi hidup. Nilai-nilai beliau akan terus menjadi napas perjuangan kami dalam membangun bangsa,” pungkas Arifin.
Selain Gus Dur, Syaikhona Kholil Bangkalan dan Marsinah juga turut dianugerahi gelar pahlawan nasional. (*)













