Komoditas Cengkeh di Pacitan Minim, Diperlukan Peremajaan untuk Tingkatkan Produksi

  • Bagikan
Sriyatun, Petani di Pacitan yang tengah menjemur cengkeh untuk disiapkan agar segera bisa dijual. (Foto: Al Ahmadi/BeritaIDN)
Sriyatun, Petani di Pacitan yang tengah menjemur cengkeh untuk disiapkan agar segera bisa dijual. (Foto: Al Ahmadi/BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITANKomoditas cengkeh di Kabupaten Pacitan saat ini masih tergolong minim dan memerlukan upaya peremajaan guna memenuhi kebutuhan pasar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan, Sugeng Santoso, mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama rendahnya produksi cengkeh di wilayah tersebut adalah dampak penyakit yang sempat menyerang tanaman ini beberapa waktu lalu.

“Cengkeh di Pacitan sudah sempat terkena virus, yang idealnya harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum dilakukan peremajaan. Namun, kondisi ini memberikan peluang di tengah meningkatnya permintaan tembakau untuk industri rokok,” ujar Sugeng pada Rabu (2/10/2024).

Menurut Sugeng, meskipun produksi cengkeh saat ini hanya terbatas di Kecamatan Nawangan dan Arjosari, ada potensi besar untuk meningkatkan komoditas ini, terutama karena tingginya permintaan terhadap tembakau yang memiliki keterkaitan dengan cengkeh sebagai bahan utama dalam produksi rokok kretek.

Baca juga :  Pantau Harga Bahan Pokok, Bhabin di Pacitan Blusukan ke Pasar

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan saat ini telah menjalin komunikasi awal dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur terkait rencana peremajaan tanaman cengkeh di wilayah tersebut.

Langkah ini dinilai penting karena tanaman cengkeh yang ada saat ini sudah mengalami penurunan produksi akibat serangan penyakit yang merusak jaringan batangnya, menyebabkan tanaman kering dan tidak lagi produktif.

“Salah satu penyebab utama penyakit ini adalah pembersihan daun cengkeh yang jatuh di bawah pohon. Daun tersebut sebenarnya berfungsi sebagai penangkal penyakit alami. Ketika dibersihkan, tanaman jadi lebih rentan terhadap serangan penyakit,” jelas Sugeng.

Dengan peremajaan yang direncanakan, diharapkan perkebunan cengkeh di Pacitan dapat kembali produktif. Rencana ini menjadi salah satu prioritas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan ke depan.

Baca juga :  Sempat Berhenti Akibat COVID-19 Kini Telah Bangkit, Bripka Latip Utomo Beri Semangat Katno

Selain tantangan dari sisi produksi, harga cengkeh per kilogram saat ini juga mengalami fluktuasi. Harga cengkeh yang sempat mencapai Rp100 ribu per kilogram, turun menjadi Rp85 ribu, sebelum kembali naik ke kisaran Rp90-91 ribu per kilogram.

Fluktuasi harga ini menambah kompleksitas bagi para petani cengkeh di Pacitan, yang berharap agar produksi dapat ditingkatkan seiring dengan peremajaan yang direncanakan.

Dengan demikian, petani cengkeh di Pacitan bisa memenuhi kebutuhan pasar yang semakin tinggi, terutama dalam industri rokok kretek yang terus berkembang.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *