Wisma Atlet Pacitan, dari Tempat Isolasi Jadi Rumah Kelelawar

  • Bagikan
Kondisi dalam gedung Wisma atlet Pacitan yang kini dihuni kelelawar. (FOTO: Heri/BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITAN – Gedung Wisma Atlet Pacitan kini bukan lagi tempat gagah bagi para pegiat olahraga atau lokasi tangguh untuk isolasi pasien Covid-19. Setelah ditinggalkan sejak Desember 2022, gedung itu berubah jadi rumah kelelawar dan rimba semak-semak.

Atap gedung sudah berlubang, air hujan merembes hingga lantai, sementara ruangan-ruangan yang dulunya rapi kini penuh kotoran kelelawar. Barang-barang yang dulu berjasa selama pandemi, seperti tempat tidur, alat mandi, dan obat-obatan, lenyap tanpa jejak.

Di luar, lapangan basket dan menara panjat dinding tergerus waktu, diselimuti semak yang tumbuh liar.

Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru mengubur mimpi tentang Wisma Atlet ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan akhirnya buka mata. Tahun ini, mereka menganggarkan Rp160 juta untuk memulihkan gedung itu, meski status kepemilikannya masih di tangan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Baca juga :  Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia

“Gedung Itu Eman Kalau Dibiarin”

Kepala Disparbudpora Pacitan, Turmudi, paham betul potensi gedung yang mangkrak itu. “Kita itu punya gedung itu sebenarnya eman (sayang). Untuk pergantian alih fungsinya kita lihat nanti bagaimana perkembangannya, karena awalnya dulu Kemenpora bangunnya memang atas namanya wisma atlet,” kata Turmudi, Jumat (17/1/2025).

Alih fungsi gedung, menurut Turmudi, bukan sekadar soal niat baik. Pemkab tak bisa main klaim, apalagi bertindak tanpa restu dari Kemenpora. “Makanya kita juga tidak serta-merta bisa langsung mengalihfungsikan gedung itu. Karena harus ada persetujuan dari Kemenpora dulu,” lanjutnya.

Proses ini, tentu saja, seperti menunggu lampu hijau di jalan yang macet. Tapi Turmudi memastikan langkah pertama sudah diambil: rehabilitasi gedung untuk menyelamatkan apa yang tersisa.

Kejar Waktu Sebelum Kejurnas Jujitsu

Baca juga :  World Cup 2026, China Tundukkan Indonesia dengan Skor Tipis 2-1

Target rehabilitasi juga bukan sekadar wacana. Gedung ini harus selesai diperbaiki sebelum Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Jujitsu yang digelar Februari 2025. “Pokoknya targetnya bulan Februari sebelum Kejurnas Jujitsu. Tanggal 14 kita sudah off dulu. Tapi misalnya ada pembantuan, ya kita lanjutkan lagi,” tegas Turmudi.

Pertanyaan besar yang tersisa adalah: apakah Rp 160 juta cukup untuk menyelamatkan gedung yang sudah lama dibiarkan jadi rongsokan? Pemkab yakin itu langkah awal yang penting, sementara masyarakat Pacitan berharap gedung itu kembali hidup, menjadi kebanggaan sekaligus tempat bermanfaat bagi publik.

Namun, yang jelas, satu hal harus dipastikan: jangan sampai rehabilitasi ini hanya jadi cerita di atas kertas. Wisma Atlet Pacitan tak boleh lagi jadi saksi bisu bagaimana mimpi besar berubah jadi rongsokan.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *