BeritaIDN, PACITAN—Kabupaten Pacitan tak hanya dikenal dengan pantai dan guanya. Di balik perbukitan kapur Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, tersimpan pesona alam berupa surga air terjun yang bernama Grojogan Dhuwur.
Sesuai namanya, “grojogan” berarti air terjun, dan “dhuwur” berarti tinggi. Meski ketinggiannya tidak menjulang, Grojogan Dhuwur punya keunikan tersendiri karena aliran airnya berasal dari tiga sisi bebatuan. Ketiganya berpadu membentuk tirai air alami yang jatuh ke kolam berwarna biru jernih di bawahnya.
Suasana sekitar masih sangat alami. Pepohonan rindang, udara sejuk, dan suara gemericik air menciptakan suasana tenang yang langsung menenangkan pikiran. Banyak pengunjung yang memilih berendam atau berenang menikmati kesegaran airnya.
Selain memanjakan mata, Grojogan Dhuwur juga menjadi sumber kehidupan warga sekitar. Tiga aliran air terjun ini tak pernah kering, bahkan saat kemarau. Airnya mengalir ke Dusun Barong dan dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk menuju lokasi, traveler bisa menempuh perjalanan sekitar 40 menit dari pusat Kota Pacitan menuju arah Pantai Srau. Dari Balai Desa Candi, perjalanan dilanjutkan dengan mengikuti petunjuk arah ke Grojogan Dhuwur. Setelah itu, pengunjung harus berjalan kaki sekitar satu kilometer menyusuri jalan setapak di tepi sungai. Meski sedikit menantang, perjalanan ini akan terbayar lunas begitu sampai di lokasi.
Dari atas tangga batu menuju area utama, pengunjung bisa langsung melihat panorama Grojogan Dhuwur yang memukau. Air jatuh dari tiga sisi bebatuan di tengah pepohonan hijau, menghadirkan pemandangan yang sulit dilupakan.
Grojogan Dhuwur masih satu kawasan dengan wisata Kali Barong, namun pesonanya berbeda. Jika Kali Barong menawarkan keseruan berperahu, Grojogan Dhuwur menyuguhkan keheningan alam yang menenangkan.
Bagi pecinta wisata alam, Grojogan Dhuwur adalah pilihan tepat untuk melepas penat. Keindahan air terjun yang alami dan suasananya yang sejuk menjadikan tempat ini layak disebut surga tersembunyi di Pacitan. (*)













