BeritaIDN, PACITAN-Inovasi pemantauan stunting berbasis digital milik Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menarik perhatian daerah lain. Selasa (4/11/2025), Dinkes Sumenep melakukan kunjungan kaji banding untuk mempelajari sistem SIGIZTA BESTI yang dikembangkan Dinkes Pacitan.
Rombongan dipimpin Kepala Dinkes, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M.Kes, bersama pejabat struktural, tim teknis, serta perwakilan kepala puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr. Daru Mustikoaji, menyambut langsung rombongan di ruang pertemuan Dinkes Pacitan. “Selamat datang di Kabupaten Pacitan, kota tujuan,” ujarnya.
Daru menjelaskan, SIGIZTA BESTI menjadi andalan Pacitan untuk memantau penanganan stunting hingga level RT/RW. Aplikasi ini didesain terbuka, terintegrasi, dan bisa diakses langsung oleh pimpinan daerah.
“Dari Dinas Kesehatan sampai Bupati dan Sekda bisa melihat tanpa password. Data yang tampil lengkap, dari desa sampai nama keluarga dan alamat RT,” jelasnya.
Ia berharap sistem ini dapat direplikasi di Sumenep. “Kalau bisa dikembangkan lebih baik lagi tentu luar biasa. Kami juga siap belajar ke Sumenep untuk penyempurnaan,” imbuhnya.
Ellya mengapresiasi penerimaan Pacitan sekaligus mengakui keunggulan inovasi yang dikembangkan. “Kami bersyukur bisa belajar di sini. Ternyata sumber daya di Pacitan luar biasa,” kata Ellya.

(Foto: Heri/BeritaIDN)
Menurutnya, kunjungan ini untuk melihat langsung operasional dashboard stunting yang selama ini juga membantu pelatihan bagi tenaga kesehatan Sumenep. “Ini akan sangat mendukung pelaporan gizi terutama data anak sekolah. Kalau diizinkan, kami ingin mereplikasi sistem ini,” ujarnya.
Ellya berharap kemitraan antara dua daerah tidak berhenti pada program ini. “Kerja sama bisa kita kembangkan untuk banyak sektor kesehatan lainnya,” pungkasnya.
Kunjungan ditutup dengan diskusi teknis dan rencana tindak lanjut pengembangan platform digital kesehatan antara kedua daerah. (*)













