BeritaIDN, PACITAN–Angka stunting di Kabupaten Pacitan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan survei terbaru Dinas Kesehatan, prevalensi stunting turun dari 20,9 persen menjadi 11,7 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr. Daru Mustikoaji, mengatakan penurunan ini terlihat dari hasil survei tahun 2024 yang dirilis pada 2025. “Survei SKI tahun 2023–2024 mencatat angka stunting 20,9 persen. Sementara survei SSGI tahun 2024 yang keluar pada 2025 menunjukkan angka 11,7 persen. Jadi ada penurunan cukup signifikan,” ujarnya, Kamis (6/11).
Meski begitu, Daru berharap angka tersebut benar-benar menggambarkan kondisi di lapangan. “Semoga ini angka yang real di Pacitan,” katanya.
Ia menjelaskan perbedaan hasil survei dimungkinkan karena lembaga pelaksananya berbeda. “Memang tiap tahun lembaga surveinya berbeda. Itu program dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Dinkes Pacitan menargetkan angka stunting pada 2025 bisa ditekan hingga di bawah 10 persen. “Targetnya di bawah 10 persen. Kita lihat perkembangan sampai akhir tahun ini. Harapannya terus membaik,” tambah Daru.
Penurunan stunting sejauh ini tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor, mulai tingkat kabupaten hingga desa. “Kami berintegrasi dengan puskesmas dan tim penurunan stunting yang diketuai Kepala Bappeda. Banyak OPD terlibat,” terangnya.
Daru juga mendorong pemanfaatan aplikasi Sigizta Besti untuk memudahkan pemantauan data anak stunting di desa. “Kepala desa bisa melihat data warganya dan berkoordinasi dengan bidan desa agar penanganannya lebih optimal,” ujarnya.
Ia mengingatkan peran masyarakat tetap penting, terutama bagi ibu yang bekerja. “Masih banyak kendala, terutama ibu bekerja yang menitipkan anak. Kami harap tetap rutin berkomunikasi dengan bidan dan memantau kesehatan anak di posyandu,” tutupnya. (*)













