BeritaIDN, PACITAN–Penanggulangan Tuberkulosis (Tbc) di Kabupaten Pacitan masih menghadapi tantangan. Hingga akhir 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan baru menemukan 486 kasus TB, jauh di bawah proyeksi nasional yang memperkirakan temuan bisa mencapai 897 kasus.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, Nur Farida, mengatakan fokus utama saat ini adalah meningkatkan temuan kasus.
“Targetnya menemukan lebih banyak kasus dulu. Kalau temuan meningkat, kita bisa mengobati lebih banyak. Proyeksi harusnya 897, tapi belum tercapai,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Farida menegaskan rendahnya temuan tidak berarti penularan rendah. Banyak kasus Tbc bersifat tersembunyi sehingga tidak terdeteksi tanpa penelusuran aktif.
“Penularannya berjalan diam-diam. Karena itu, kami harus mendekati target temuan,” tegasnya.
Untuk mempercepat penelusuran, Dinkes Pacitan menerjunkan mobil X-ray ke beberapa titik untuk skrining massal. Langkah ini sekaligus memudahkan investigasi kontak pasien TB.
“Kami turunkan mobil X-ray untuk menemukan pasien. Orang-orang yang kontak dengan pasien juga kami datangi dan kami cek,” jelas Farida.
Setiap kasus yang ditemukan langsung ditangani sesuai konsep TOSS TB (Temukan, Obati, Sampai Sembuh). Pasien masuk pengobatan dan dilakukan pelacakan kontak guna memutus penyebaran.
Namun pelaksanaan pengobatan juga menghadapi kendala. Farida menyebut sebagian pasien mengalami efek samping obat yang mengganggu aktivitas harian mereka.
“Kendala muncul ketika pasien mengalami efek samping pengobatan Tbc. Itu bisa menghambat aktivitas mereka,” pungkasnya. (*)













