Lomba Tari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Warnai Peringatan Hari Guru Nasional di Kebonagung Pacitan

  • Bagikan
Camat Kebonagung, Udin Wahyudi saat membuka lomba tari 7 kebiasaan anak Indonesia Hebat. (Foto: Yusuf Arifai/BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITAN–Peringatan Hari Guru Nasional 2025 di wilayah Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, berlangsung semarak dan penuh makna. Puluhan guru pendidikan anak usia dini (PAUD) tampil dalam Lomba Tari 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang digelar di pendopo kecamatan setempat, Jumat (28/11/2025).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Gugus (PKG) Pelita Negeri sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Guru Nasional. Acara tersebut menjadi ruang ekspresi sekaligus penguatan komitmen para pendidik dalam membentuk karakter anak sejak usia dini melalui pendekatan seni dan budaya.

Sejak pagi, suasana pendopo Kecamatan Kebonagung terlihat berbeda. Para guru tampak antusias mengenakan kostum tari, melakukan pemanasan, serta saling memberi semangat sebelum tampil. Senyum, tepuk tangan, dan dukungan antarpeserta mewarnai jalannya lomba yang berlangsung penuh keceriaan.

Camat Kebonagung, Udin Wahyudi, dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan Hari Guru Nasional tahun ini memiliki makna strategis bagi masa depan bangsa. Menurutnya, momentum tersebut harus dimaknai sebagai bagian dari persiapan menuju Indonesia Emas 2045.

“Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2025 membawa kita pada sebuah komitmen besar. Kita semua memandang ke depan, menuju tahun yang kita cita-citakan, Indonesia Emas 2045. Di tahun itu, generasi muda yang sedang Bapak/Ibu didik hari ini akan memimpin bangsa menuju kemajuan yang unggul di kancah global,” ujar Udin dalam sambutannya.

Ia menggambarkan anak-anak sebagai kertas putih yang harus diisi dengan nilai-nilai kebaikan sejak dini. Menurutnya, keberhasilan pendidikan karakter tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah, melainkan membutuhkan kolaborasi kuat antara guru dan orang tua.

“Anak-anak ibarat kertas putih. Kami harap digores dengan tinta masa depan yang cemerlang. Guru dan orang tua harus kolaborasi,” katanya.

Baca juga :  Bripka Latip Utomo Berikan Bantuan Paket Alat Belajar pada Yatim-Piatu di Pacitan

Udin juga menekankan pentingnya profesionalisme guru di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Guru, menurutnya, tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode konvensional, tetapi harus terus berinovasi agar proses pembelajaran tetap relevan dengan perkembangan anak.

“Maka, profesionalisme adalah tuntutan utama bagi guru saat ini dan di masa depan. Kita tidak bisa lagi berdiri diam. Guru harus terus berinovasi, berkolaborasi, dan beradaptasi agar mampu melahirkan Generasi Emas Indonesia 2045 yang kita impikan,” tegasnya.

Ia secara khusus mengapresiasi pendekatan lomba yang menggabungkan pendidikan karakter dengan seni budaya. “Edukasi dengan inovasi seni tari,” tambahnya singkat namun bermakna.

Mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, Udin mengajak seluruh pendidik menjadikan peringatan Hari Guru bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi sebagai momentum evaluasi diri dan peningkatan kualitas pendidikan.

“Dengan tema ini kita diingatkan bahwa kekuatan bangsa ada di tangan para pendidik. Mari kita jadikan bulan November ini sebagai momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kita, bukan hanya sekadar merayakan, tetapi juga untuk saling memperbaiki diri, meningkatkan kualitas etika, dan merenungkan tujuan ilmu pengetahuan yang sejati,” tuturnya.

Ia juga kembali menekankan bahwa pendidikan karakter harus menjadi fondasi utama dalam proses belajar mengajar. “Utamakan mendidik anak dengan karakter,” katanya.

Menjelang akhir sambutan, Camat Kebonagung menyampaikan apresiasi dan rasa harunya kepada seluruh guru yang tetap setia mengabdi meski menghadapi berbagai keterbatasan.

“Saya terharu dengan para guru semua yang telah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa,” ucapnya.

“Selamat Hari Guru Nasional! Teruslah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa bagi masa depan bangsa,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Hety Nur Indah Dwi Astuti, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh puluhan lembaga PAUD yang tergabung dalam organisasi profesi guru di wilayah Kebonagung. Mereka terbagi menjadi delapan gugus.

Baca juga :  Bawa Inovasi Ramah Lingkungan, PMII Pacitan Ciptakan Alat Pembakar Sampah Minim Asap

“Lomba ini diikuti seluruh guru yang tergabung dalam IGTKI sebanyak 33 lembaga, dan Himpaudi 54 lembaga,” jelas Hety.

Ia menambahkan, dari seluruh peserta akan dipilih juara 1, 2, 3, serta juara bersama. Adapun sumber pendanaan kegiatan berasal dari berbagai pihak, baik internal maupun dukungan masyarakat.

“Dana berasal dari kas PKG, iuran, serta donatur pemerhati PAUD,” katanya.

Pembukaan lomba ditandai dengan prosesi pemotongan tumpeng yang berlangsung khidmat dan penuh suasana kekeluargaan. Pemotongan tumpeng tersebut diiringi dengan lagu “Hymne Guru” yang dinyanyikan bersama oleh seluruh peserta dan tamu undangan.

Usai prosesi pembukaan, satu per satu peserta tampil mempersembahkan tari bertema Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang menampilkan nilai-nilai disiplin, kemandirian, rasa hormat, tanggung jawab, serta semangat kebersamaan.

Para peserta tampak tampil maksimal. Gerakan tari yang kompak, ekspresi ceria, serta kostum yang berwarna-warni berhasil memikat perhatian penonton yang memadati area pendopo. Sorak sorai dan tepuk tangan terus mengiringi setiap penampilan.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga sarana silaturahmi antarguru PAUD se-Kecamatan Kebonagung. Selain itu, lomba ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk terus menghadirkan metode pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, dan berbasis karakter.

Melalui lomba ini pula, semangat Hari Guru Nasional tidak hanya diperingati dengan upacara, tetapi juga dengan aktivitas yang menyentuh langsung esensi pendidikan, yakni pembentukan karakter anak sejak usia dini melalui pendekatan seni dan budaya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *