Harga Ayam Potong di Pasar Arjowinangun Pacitan Meroket Jelang Nataru, Pedagang Menjerit

  • Bagikan
Sebagian pedagang ayam potong di pasar Arjowinangun tampak lesu menanti pembeli, Kamis (18/12/2025). (Foto: Heri/BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITAN—Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga daging ayam potong di Pasar Arjowinangun, Pacitan, melambung tajam. Kenaikan harga ini bukan hanya membuat pembeli mengeluh, tetapi juga menekan pedagang kecil yang justru kian megap-megap.

Alih-alih meraup untung di momen ramai belanja akhir tahun, para pedagang ayam potong justru harus memutar otak agar tetap bisa bertahan. Harga yang tinggi membuat penjualan seret, sementara biaya operasional terus berjalan.

Astuti, pedagang ayam potong asal Purworejo yang telah 27 tahun berjualan di Pasar Arjowinangun, mengaku lonjakan harga tahun ini terasa paling berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Harga ayam sekarang hampir Rp48 ribu per kilo. Tahun lalu memang naik juga, tapi tidak separah ini. Pendapatan kami turun drastis,” ujarnya, Kamis (18/12/2025).

Menurut Astuti, kenaikan harga tidak otomatis membuat pedagang untung. Sebaliknya, pembeli justru mengurangi jumlah belanja sehingga omzet merosot tajam.

“Orang-orang jadi beli sedikit. Yang biasanya beli sekilo, sekarang setengah kilo saja. Pendapatan ya turun terus,” keluhnya.

Baca juga :  Cek Bantuan Tahap II Bripka Latip Pastikan Kelayakan Beras

Tekanan ekonomi yang semakin berat membuat Astuti berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga ayam potong.

“Semoga pemerintah bisa menurunkan harga ayam potong ini. Biar pedagang kecil seperti kami masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari,” harapnya.

Keluhan serupa disampaikan Suprapti, pedagang ayam potong asal Tanjungsari, Pacitan, yang telah menekuni usaha ini selama dua dekade. Ia menilai harga ayam potong di Pacitan saat ini tergolong paling mahal dibandingkan daerah lain.

“Harga ayam di Pacitan ini mahal sendiri. Katanya di Jawa Tengah sama Jawa Barat sudah turun, tapi di Jawa Timur belum,” katanya.

Suprapti menyebut harga ayam potong saat ini berada di kisaran Rp42 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram untuk kategori isian super. Meski pembeli masih datang, keuntungan yang didapat nyaris tak terasa.

“Pembeli masih ada, tapi labanya kecil sekali. Buat setoran saja sudah nangis. Kita pusing tujuh keliling,” ungkapnya.

Baca juga :  Pesona Pantai Klayar Pacitan, Keindahan Alam dan “Seruling Laut” yang Memikat Wisatawan

Tingginya biaya operasional juga menjadi beban tersendiri bagi pedagang kecil.

“Pengeluaran lebih besar, pemasukan tipis. Kadang mau setor saja masih nombok. Yang punya pegangan besar mungkin kuat, tapi kami yang kecil-kecil ini ya tercekik,” ujarnya.

Sementara itu, India, pedagang ayam potong asal Sirnoboyo, menyebut harga ayam potong kini menyentuh Rp40 ribu per kilogram. Angka tersebut jauh di atas harga normal yang biasanya berkisar Rp35 ribu.

“Sekarang Rp40 ribu per kilo. Normalnya Rp35 ribuan. Mau tahun baru, semua ikut naik,” katanya.

Kenaikan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat. India mengaku jumlah pembeli menurun drastis karena konsumen memilih mengurangi belanja.

“Pembeli turun sekali. Biasanya beli banyak, sekarang dikurangi. Otomatis pendapatan kami ikut turun,” tuturnya.

Ia pun berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengendalikan harga ayam potong di pasaran.

“Harapannya harga bisa turun lagi seperti dulu,” pungkasnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *