BeritaIDN, PACITAN-Guna mengatasi krisis air bersih, Pemkab Pacitan menyodorkan lima desa sebagai model pengelolaan air bersih yang efektif.
Lima desa itu di antaranya, Gedompol, Kledung, Pucangombo, Wonogondo, dan Sidomulyo.
Lima desa tersebut mampu dalam pengelolaan air secara mandiri, sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan Pemkab Pacitan setelah sebelumnya mengalami krisis air.
Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Air Minum pada Dinas PUPR Pacitan, Tonny Setyo Nugroho, menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan dukungan masyarakat setempat.
Menurut Tonny, sejak 2014, Pemkab Pacitan telah menginvestasikan Rp123,54 miliar untuk pembangunan infrastruktur terkait air bersih.
Di sisi lain, upaya Pemkab Pacitan untuk menangani krisis air terus berlanjut.
“Sejauh ini, terdapat 59 titik krisis air di Pacitan, dengan 27 desa telah mendapatkan perhatian dalam pengembangan SPAM,” kata Tonny, Selasa (24/9/2024).
Lebih jauh, Pemkab Pacitan berencana mereaktivasi Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAM) di setiap desa sebelum akhir tahun.
Sementara itu, meski terdapat kemajuan, tantangan tetap ada, terutama terkait pemeliharaan sistem SPAM.
Pun demikian, koordinasi dengan BPBD terus dilakukan untuk memetakan kebutuhan air bersih di desa-desa yang baru teridentifikasi.
Tahun ini, dampak krisis air bersih diklaim tak separah tahun lalu ditandai dengan adanya jumlah desa terdampak menurun dari 59 menjadi 22.
Selain itu, 17 desa lainnya masih mengajukan bantuan air bersih kepada Pemkab Pacitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
