Kenalkan Kitab Kuning, Siswa MIN 3 Pacitan Cicipi Kehidupan ala Pesantren

  • Bagikan
Para siswa MIN 3 Pacitan mengikuti kegiatan Pondok Ramadan. (Foto: Edi for BeritaIDN)

BeritaIDN, PACITAN – Sebanyak 105 siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Pacitan mengikuti kegiatan Pondok Ramadan, yang berlangsung selama tiga hari dua malam, mulai 18 hingga 20 Maret 2024. Dalam kegiatan ini, para siswa dikenalkan dengan berbagai kitab kuning dan suasana kehidupan ala pesantren.

Beberapa kitab yang dipelajari antara lain Risalatu Mahidh, Ta’limul Muta’alim, Akhlak Lil Banin wal Banat, Safinatunnajah, Safinatussholih, dan Mabadi’ Fiqhiyah. Selain itu, siswa juga mendapat pendalaman ghorib dan tajwid dari tim UMMI Daerah Madiun Raya.

Kepala MIN 3 Pacitan, Ardian Musthofa, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada sistem pendidikan pesantren.

“Yang jelas, salah satu tujuannya adalah mengenalkan kehidupan ala pesantren. Termasuk suasana belajar di pesantren, kitab dan materi yang dipelajari, maupun melatih sikap kemandirian yang itu melekat pada kehidupan santri,” jelasnya.

Baca juga :  Dampingi Warga Vaksin Bripka Latip: Kesehatan Warga Poin Penting
Siswa MIN 3 Pacitan nyantri kilat Ramadan. (Foto: Edi for BeritaIDN)

Menurut Ardian, pengenalan pesantren ini penting karena banyak siswa MIN 3 Pacitan berasal dari keluarga yang masih cukup asing dengan budaya pesantren.

“Agar siswa lebih akrab dengan pesantren, karena tidak sedikit lingkungan keluarga MIN 3 Pacitan masih cukup asing dengan kehidupan pesantren. Apalagi banyak orang tua siswa yang tinggal di wilayah perkotaan juga pesisir yang secara sosial budaya juga menantang,” terangnya.

Tak hanya bagi siswa, kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga bagi guru dan tenaga pendidik (tendik). Ardian menuturkan bahwa tidak semua guru di MIN 3 Pacitan memiliki latar belakang pendidikan pesantren.

“Selain itu, kegiatan ini juga untuk mendekatkan pemikiran pesantren ke dalam pengalaman nyata para guru dan tendik madrasah, karena tidak semuanya punya latar belakang pesantren,” imbuhnya.

Baca juga :  Pacitan Sambut Hari Jadi ke-280, Bupati Harap Masyarakat Kian Sejahtera

Meskipun hanya berlangsung dalam waktu singkat, Ardian menilai bahwa pengalaman ini sangat berharga dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih berbasis nilai-nilai pesantren.

“Meskipun hanya pengalaman sebentar dan kecil, tapi itu dibutuhkan untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih berparadigma pesantren,” tutupnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *